Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 18 Mei 2012
so sweet :)
“ Wow ! Aku masih cantik ! Hari ini kau lahir kembali Anita ! Selamat tinggal
si imut rambut kepang dua. Selamat tinggal bando tweety kesayangan, bye..byee.. ”.
Anita, mahasiswi yang baru setahun kuliah itu tersenyum bangga. Ia
mendapati bayangannya dalam cermin begitu memukau. Jilbab biru mungil itu
melingkari lehernya dengan tepat. Dipadu dengan blus biru muda panjang dan
celana jeans yang senada dengan warna jilbabnya ! Ia bukan lagi gadis korban
mode ala amrik. Meski tumpukan majalah Gadis, Aneka, plus koleksi album
penyanyi favotitnya semacam Mariah Carey dan Bryan Adam, masih rapi
memenuhi rak bukunya.
Beberapa saat berlalu, Anita masih tersenyum-senyum di depan cermin.
Siang ini ia akan lolos dari kejarah Ipunk . Dia pasti terkecoh dengan
penampilan baru Anita. Biasanya, temen satu jurusannya itu paling rajin
menarik-narik kepang rambut Anita. Alasan Ipunk simpel, dia inget kegagahan
Zorro saat menarik tali kudanya !
Anita juga membayangkan bagaimana reaksi Mbak Hana saat ketemu
dengannya nanti. Mbak Hana pasti akan tersenyum puas, pikir Anita. Dia yang
selama ini rajin memprovokasi Anita untuk memakai jilbab.
“ Tapi Mbak, Rambut indah Anita nanti gimana ? sayangkan kalo
ditutup begitu aja. Udah susah-susah kita ngerawatnya …? “, kilah Anita suat
ketika. Saat Mbak Hana memberi nasehat untuk menutupi rambutnya.
“ Lha justru itu yang harus ditutup dek.. rambut kan termasuk aurat
wanita “
8
“ Aurat apaan sih kak ? kenapa harus di jaga ? “
“ Aurat tuh yang paling suka bikin mata para cowokpada mlotot ! dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Kecuali telapak tangan dan wajah !. Aurat itu
milik kita yang berharga, masak kita obral begitu aja di jalanan.“
“ Oooo….kalo aurat , kita umpetin buat siapa Mbak ? “
“ Jelas buat suami Anita nanti ! Ngerti kan adikkusayang ? Anita
kebayang gak kalau suami Anita nanti, misalnya, diasuka melototin aurat
wanita ?? Nah, kita pasti gak seneng kan. Makanya sebagai wanita kita juga
musti tutup aurat, supaya nggak banyak calon-calon suami kita yang jelalatan
matanya nanti “
“ Oo..begitu ya mbak, Anita jelas pengin suami Anita nanti yang suka
nunduk-nunduk kalo jalan, yang matanya nggak jelalatan, persis Bang Heru,
abang kandungku tercinta ! “
Anita akhirnya menyerah juga. Apalagi saat Heru, abang kandungnya
yang juga aktivis masjid di kampus, menghadiahi Anita selembar jilbab yang
mungil. Anita memang masih belepotan kalau harus pakai jilbab yang lebar.
Mata Anita masih berbinar lebar saat Heru masuk kekamarnya.
Abangnya menyapa dengan haru .
“ Waw.. Subhanaallah, bidadari kecilku sekarang begitu
bersahaja…apalagi kalau celana jeansnya di ganti rok panjang yang dikasih
Mbak Hana kemariin..” Heru menggoda adik satu-satunya itu.
“ Ah, Bang Heru.. ada saatnya deh Nita pake Rok panjang, atau jubah
sekalian kayak Mbak Hana. Sekarang Nita mau enjoy dulu pake jilbab dan
celana jeans kayak gini. Sayang kan kalau jeans inidiobral begitu aja, apalagi
9
yang ini kan belum lama Nita belinya.. Gak papa tohKak ? “, timpal Nita
manja.
“ Gak papa, tapi jangan kelamaan pake jeansnya.. bisa telat nikah nanti
hiiii “
“ Telat Nikah ? yee..apa hubungannya… “
Mendengar kata nikah, Anita tersenyum lucu. Abangnya memang sering
kampanye nikah dini di depan bapak-ibu mereka. Tapibagi Nita, yang baru
setahun melepas baju seragamnya, kata nikah masih sangat asing. Namun ia
masih inget benar pesan Mbak Hana,
" dik Nita kalau mau nikah, nggak perlu tunggu Mbak Hana yach ? Tapi
syaratnya, harus cari calon suami yang sholeh, rajin sholat, rajin ngaji, aktifis
masjid diutamakan, trus bla..bla…."
Panjang lebar Mbak Hana menasehati Anita tentang calon suami yang
ideal. Mendadak hati Anita teringat sebuah sosok seniornya yang dikaguminya
beberapa hari ini.
“ Mungkin nggak ya aku yang slebor ini jadi istrinya nanti”, tanya Anita
dalam hati, penuh semangat. Namun buru-buru Anita tersadar, ia tidak mau
jadi pungguk yang merindukan bulan. Lagian, menurutnya, Mbak Hana jelas
lebih serasi jika dipasangkan dengan sosok yang dikaguminya itu.
******************
Sudut ruang ICU rumah sakit islam itu tampak lenggang. Hanya sesekali
satu dua perawat lewat menyapu pandangan. Anita danHeru duduk terpekur
di ruang khusus penjenguk. Mata bening Anita masih sembab, sudah satu jam
10
ini airmatanya tak pernah berhenti terisak. Heru terlihat lebih tabah, mushaf
AlQuran di tangannya membantu pikirannya tertata lebih jernih.
Mereka berdua sedih dan bingung. Siang tadi, Pak Hendra, ayah
mereka tercinta masuk rumah sakit. Penyakit jantungkoronernya kambuh, dan
harus segera di operasi. Padahal, ayah mereka sudahlama juga menderita
diabetes. Kata dokter, kemungkinan sembuh paska operasi bagi penderiata
diabetes sangat kecil.
Namun yang membuat mereka bingung bukan cuma pernyataan dokter
tersebut. Ayah mereka tercinta, saat siuman beberapa jam yang lalu,
mempunyai sebuah permintaan terahir yang sangat membingungkan mereka
semua.
" Ibu.. Bapak ngerasa penyakit bapak sudah sangat parah, mungkin
sebentar lagi
Bapak akan meninggalkan ibu dan anak-anak semua. Sebelum Bapak pergi,
bapak ada satu permintaan… ", bisik Pak Hendra padaistrinya, pelan dan
lemah.
" Apa pak, ucapkan permintaan Bapak, saya dan anak-anak pasti akan
memenuhinya… Apa yang bapak inginkan …", jawab bu Hendra dengan suara
terisak. Matanya lembab berkaca-kaca.
" Sebelum meninggal, Bapak ingin menikahkan Anita terlebih dahulu.
Bapak ingin melihat Anita menikah, di dampingi suaminya, siapapun dia.
Anita anak perempuan kita satu-satunya, bapak belumtenang jika ia belum
menikah. Bukankah ini perintah agama bagi setiap ayah, untuk menikahkan
putrinya Bu..? ", Pak Hendra menjelaskan permintaanterakhirnya. Wajahnya
terlihat sangat berharap.
11
. Anita dan Heru bingung, esok lusa ayahnya akan dioperasi. Berarti
sebelum itu, Anita harus sudah nikah, sebagaimana permintaan terakhir
ayahandanya tercinta. Anita sangat ingin membahagiakan ayahnya, tapi
mungkinkah ? Ia belum punya gambaran tentang pernikahan, rumah tangga,
bagaimana menjadi istri yang baik, atau bahkan bagaimana ketika hamil dan
harus menjadi seorang ibu ?.
Hiii..Anita menutup wajahnya penuh kengerian. Terbayang ejekan nakal
kakaknya, Heru, saat ia mencoba bikin eksperimen telor dadar di dapur.
Hasilnya sudah bisa ditebak, gosong. Telur dadar ‘afrika’ bikinan Anita harus
dikorbankan untuk menemani sisa-sisa sampah di tempat pembuangan.
Terbayang pula koleksi boneka barbienya yang menggunung, komik-komik
petualangan Tintin, Asterix, Lucky Luke, sampai Sailormoon yang tersimpan
rapi di perpustakaan mininya. Haruskah ia mengucapkan selamat tinggal pada
semua harta karunnya itu ?.Belum lagi dengan bonekagorilla setengah meter,
hadiah dari pamannya yang S2 di Aussie. Apakah suaminya nggak cemburu
kalau harus seranjang bertiga dengan gorilla ?
Satu pertanyaan yang harus di jawab lagi , dengan siapa Anita akan
menikah ? Bu Hendra, Heru, dan Anita sendiri tentu kalang kabut dengan
permintaan mendesak dari Pak Hendra, orang yang paling mereka cintai.
Bagaimana dengan mantan pacar Anita ? Wow ! jumlahnya selusin ! Untuk
menyeleksinya pun diperlukan waktu lebih dari seminggu. Itu berarti
terlambat, karena waktu operasi tinggal esok lusa.
Di luar kamar perawatan, bu Hendra dan kedua anaknya masih
membahas masalah pelik ini. Pernikahan bukan urusansembarangan. Susah
mencari pasangan buat si kecil Anita, yang sebagianbesar malam-malamnya
dihabiskan di kamar tidur ibunya!
12
“ Bagaimana jika dengan Roni, mantanmu saat baru masuk SMU dulu ?
Surat-surat cintanya kan masih kamu simpen rapi di lemarimu kan ? Itu berarti
kamu masih cinta ya sama dia. Lagi pula, ayahmu kannggak
mempermasalahkan dengan siapa. Yang penting kamu nikah besok lusa ! “, bu
Hendra mulai mengusulkan sebuah nama di masa lalu Anita.
“ Apaa ? Roni mah ? Nggak mau. Dia tuh masih anak mama banget.
Jangankan nikah, tidur aja masih susah sebelum dinina bobokin sama
mamanya ..” , Anita memrotes usulan mamanya.
“ Ya udah, kalau gitu sama Mas Bayu aja ya, putranya pak dhemu yang
di Jogja. Dia kan baru lulus kuliah, sekarang mungkin udah kerja di
perusahaannya pak Dhe. Orangnya simpatik lho, ramah, khas orang kratonan
deh ! “, Bu Hendra mempromosikan putra tertua kakaknya yang di Jogja.
“ Mas Bayu ? Ogah mah, Nita masih dendam.. waktu kecil kan Nita
pernah diketapel sama dia. Lagian, terlalu banyak perbedaanya mah, Nita kan
suka pop, kalau mas Bayu dari dulu kan penggemar kroncong ! Belum lagi
kalau ada acara-acara di kraton, nggak mungkin kan putri cantikmu ini disuruh
pakai jarit dan kebaya khas pesinden ? Norak bangetMah… pokoknya enggak
deh ! “, Anita teguh menolak tawaran ibunya.
Bu Hendro menyerah, giliran Heru mencoba memberi solusi. Tapi ia
juga kehabisan ide. Teman-temannya di masjid ? Manamungkin mereka mau.
Melihat cewek berjilbab seleher saja mereka sudah apatis, bagaimana lagi jika
di tambah dengan celana jeans !. Merasa putus asa, iseng-iseng Heru
menawarkan teman sejurusannya.
“ Nita, berminat nggak sama si Anjas, temen sekelaskakak ! “
13
Bola mata Anita sempat melebar. Mungkin ia merasa tidak menginjak
bumi lagi.
“ Waaaw, yang bener Kak ? Nggak kuku deh ! Anjasmara sang
Pangeran Kampus yang pemain sinetron itu kan ? Horee… mau doong ! Siapa
tahu Nita juga bisa nebeng tenar, itung-itung investasi pengalaman buat jadi
bintang film kaan. Eh..tapi… “
“ Tapi apa Nita ? “, kakaknya bertanya heran.
“ Tapi apa mungkin kak ? Anjas kan di jaga ketat sama tiga bidadarinya
yang cantik-cantik. Mana mungkin Nita bisa menang bersaing dengan mereka
yang serba lebih dan wah. Ogah ah, Nita nggak mau kalah secara memalukan.
“
Permasalahan belum usai, Anita masih gamang menentukan pilihan.
Tak ada yang diminati dari nama-nama yang ditawarkan mamah dan
abangnya. Sampai akhirnya Anita berterus terang tentang sosok yang
dikaguminya itu.
“ Bang Heru, boleh nggak Anita terus terang. Anita sebenarnya suka
sama temennya mas Heru….eeng…”, agak malu-malu Anita mengungkapkan
perasaannya.
“ Temen mas Heru, siapa ? yang dimana ? di kampus, di BEM, atau yang
di masjid Kampus ? Boleh..boleh, sebutin aja Nita. Abang pasti akan melobinya
sekuat tenaga. Ini demi papa kan ? “. Heru terus membujuk adik tersayangnya.
“ Kalau boleh milih, eeng… Anita mau nikah sama Bang Harun, temen
kakak yang aktifis masjid kampus itu lho, yang berjenggot tipis, yang kalau
14
suka nunduk, yang pekan kemarin ngisi di kajian muslimah kampus itu lho
kak !”, panjang lebar Anita menyebutkan ciri-ciri sosok yang dikaguminya itu.
Kini giliran Heru yang terperangah hebat. Ibunya tentu lebih merasa
heran lagi. Siapa pula yang dikagumi putri satu-satunya itu.
“ Maksud Nita, Harun Rasyid ? Ketua Masjid Kampus yang asal Padang
itu ? Apa kakak nggak salah denger ? “
“ Bener Kak, Nita mau kok jadi istri Bang Harun. Emang kenapa Kak ? “
, tanya Anita polos.
Yang ditanya diam tak bersuara. Pikiran Heru semakin pusing. Ia sangat
kenal dekat dengan sosok yang dikagumi adiknya itu.Tapi mungkinkah ?
Harun Rasyid, Ketua Masjid Kampus yang hafal 15 juzQuran, yang bertahun-tahun malang melintang di belantara dakwah kampus, bersanding dengan
Anita, adiknya yang baru seminggu memakai jilbab dan baru lancar baca juz
amma ?
Semoga masih ada harapan, bisik Heru dalam hati. Atas nama ukhuwah
dan persahabatan Heru akan meminta Harun Rasyid menjadi adik iparnya.
Meski itu tampak sulit bagi Heru.. Baru sepekan lalu ia mendengar dari
seorang temannya, ada seorang akhwat tingkat akhir yang nekat ‘melamar’
ketua masjid kampus itu, tapi oleh Harun lamaran itu ditolaknya dengan halus.
Akhwat tingkat akhir saja di tolak, lalu bagaimana dengan Anita, adiknya yang
slebor ?
Pagi harinya, di temaram hangat pekarangan masjid kampus, Heru
memberanikan diri untuk bertemu Harun Rasyid. Ia berharap sahabatnya itu
mau membantu persoalannya.
15
“ Apa ? menikah dengan adik antum ? Besok pagi ? Antum nggak
sedang bercanda kan Her ?”, Harun terperanjat dengan permintaan aneh
sahabatnya.
“ Please Akhi, tolong lah kami sekeluarga. Antum tahu
permasalahannya memang begitu mendesak … Anita sendiri yang menyebut
nama antum.Dia mau antum jadi suaminya ..”, Wajah Heru terlihat memelas.
Harun juga mulai berkeringat.
“ Tapi Her, skripsiku kan belum selesai, aku juga belum bilang sama
ortuku di kampung, belum lagi ustadz Hamzah, baru kemarin ana ditanya
sama beliau soal nikah. Dan ana menjawab belum siap, bagaimana mungkin
sekarang ana mau minta izin soal nikah sama beliau ? Her..nggak mungkin
Her… “
Heru masih gigih, ia belum menyerah. Berbagai alasan dan bujukan ia
tawarkan pada sahabatnya itu, agar bersedia menikahi adik kecilnya. Sampai
akhirnya Harun terpaksa menyerah.
“ Aku akan sholat istikhoroh malam ini…. Besok pagikeputusannya. Ini
karena antum sahabat dekatku Her… “
***********************
Hari baru menjelang, keesokan harinya, pernikahan yang sederhana
dilaksanakan. Tak banyak tamu yang datang, mengingat ruangan perawatan
cukup sempit menampung banyak orang. Syahdu memang,Anita menangis
terisak, apalagi mengingat penyakit ayahnya yang hampir divonis dokter susah
disembuhkan. Orang tua Harun jelas tak bisa datang,mereka hanya menelpon
dari seberang. Beberapa teman Heru di masjid kampusdatang, menyaksikan
perhelatan yang cukup mencengangkan bagi mereka semua.
16
Pekan demi pekan berlalu. Kondisi pak Hendra paska operasi
berangsur-angsur membaik. Kata dokter ini kasus yang sangat jarang terjadi,
bisa dibilang sebagai anugerah Allah bagi keluarga Pak Hendra. Tentu saja
semua menyambut gembira. Tapi tidak dengan Heru danAnita, keluarga baru
mereka mempunyai banyak cerita.
“ Dik Nita, kapan ngajinya .. udah hampir maghrib nih. Tadi janjinya
mau ngaji sebelum maghrib khan ? “
“ Ntar dulu doong kaaak, Nita masih asyik nih. Acara kartun Tom and
Jerry nya kan belum abis. Trus, habis ini kan ada siaran langsung seleksi AFI.
Nita musti nonton kak, besok di kampus biar nggak tulalit di depan teman-teman.. “
“ Dik Nita, jilbab gedenya kapan di pakainya ? celana jeansnya di jual aja
ya dee ? “
“ Yaaah kakaaak, kok nggak ngerti mode sih. Tahu sicantik Inneke
Koesherawati nggak Kak ? itu kan model jilbabnya persis banget sama yang
adek pake. Celana jeans ? sayang banget lo kak, kanbelum kekecilan… “
“ Dik Nita, kaset rekaman nasyid punya kakak di taruh di mana ya ? “
“ Loh..itu punya kakak tho, maaf ya kak..tadi buat adek ngrekam lagu
terbarunya Dewa dari radio. Soalnya tadi cepet-cepet banget …”
“ Dik Nita, kok tadi salaman sama cowok di kampus. Siapa itu ? Trus
kemarin sore ditelpon cowok sepuluh menit, siapa lagi tuh ? Kakak cemburu
berat nih.. “
“ Yee..kakak possesive banget ! Pak Kyai aja salaman sama artis, nggak
ada yang protes. Trus yang nelpon kemarin kan si Ipunk, teman adek sejak
17
SMU, dia tuh kemarin curhat soal pacarnya yang nggak setia, trus dia juga mau
tukeran komik Kungfu Boy edisi terbaru …”
******************
Bulan demi bulan berlalu. Bahtera keluarga unik Harun dan Anita masih
terus berlabuh. Ketua Masjid Kampus itu masih gigihberusaha mengubah istri
tercintanya agar lebih dewasa. Sesekali Heru juga ikut memarahi adiknya yang
masih bandel dan slebor itu. Hati Anita memang masih diliputi kemanjaan dan
kebimbingan. Sampai suatu ketika di pagi hari, Anita muntah-muntah,
perutnya terasa mulas. Ada yang baru dalam rahimnya.
“ Kak Harun, Anita pengin kayak ummahat, malu sama si kecil. Anita
akan pake jilbab yang rapi. Anita akan sering tilwah, Anita mau rutin
almatsurot, tahajud, sholat dhuha, puasa sunah….”. Suaminya masih diam
mendengarkan.
“ Kak , Anita nggak mau bikin kakak gelisah lagi.Anita gak akan males
pergi kajian lagi, Anita gak akan sering nonton tv lagi, nggak akan muter kaset-kaset Anita yang dulu, Anita nggak mau lagi kok salaman sama temen cowok
Anita. Anita janji akan…bla..bla..bla… kakak percaya kan ? “
Harun tidak menjawab. Tiba-tiba ia berlalu pergi dari hadapan Anita. Ia
menghilang cepat. Badannya bersimpuh, kepalanya tersungkur di sudut mushola.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar