so sweet :)



“ Wow ! Aku masih cantik ! Hari ini kau lahir kembali Anita ! Selamat tinggal 
si imut rambut kepang dua. Selamat tinggal bando tweety kesayangan, bye..byee.. ”. 
Anita, mahasiswi yang baru setahun kuliah itu tersenyum bangga. Ia 
mendapati bayangannya dalam cermin begitu memukau. Jilbab biru mungil itu 
melingkari lehernya dengan tepat. Dipadu dengan blus biru muda panjang dan 
celana jeans yang senada dengan warna jilbabnya ! Ia bukan lagi gadis korban 
mode ala amrik. Meski tumpukan majalah Gadis, Aneka, plus koleksi album 
penyanyi favotitnya semacam Mariah Carey dan Bryan  Adam, masih rapi 
memenuhi rak bukunya. 
Beberapa saat berlalu, Anita masih tersenyum-senyum di depan cermin. 
Siang ini ia akan lolos dari kejarah Ipunk . Dia pasti terkecoh dengan 
penampilan baru Anita. Biasanya, temen satu jurusannya itu paling rajin 
menarik-narik kepang rambut Anita. Alasan Ipunk simpel, dia inget kegagahan 
Zorro saat menarik tali kudanya ! 
Anita juga membayangkan bagaimana reaksi Mbak Hana  saat ketemu 
dengannya nanti. Mbak Hana pasti akan tersenyum puas, pikir Anita. Dia yang 
selama ini rajin memprovokasi Anita untuk memakai jilbab. 
“ Tapi Mbak, Rambut indah Anita nanti gimana ? sayangkan kalo 
ditutup begitu aja. Udah susah-susah kita ngerawatnya …? “, kilah Anita suat 
ketika. Saat Mbak Hana memberi nasehat untuk menutupi rambutnya. 
“ Lha justru itu yang harus ditutup dek.. rambut kan termasuk aurat 
wanita “ 
“ Aurat apaan sih kak ? kenapa harus di jaga ? “ 
“ Aurat tuh yang paling suka bikin mata para cowokpada mlotot ! dari 
ujung rambut sampai ujung kaki. Kecuali telapak tangan dan wajah !. Aurat itu 
milik kita yang berharga, masak kita obral begitu aja di jalanan.“ 
“ Oooo….kalo aurat , kita umpetin buat siapa Mbak ? “ 
“ Jelas buat suami Anita nanti ! Ngerti kan adikkusayang ? Anita 
kebayang gak kalau suami Anita nanti, misalnya, diasuka melototin aurat 
wanita ?? Nah, kita pasti gak seneng kan. Makanya sebagai wanita kita juga 
musti tutup aurat, supaya nggak banyak calon-calon  suami kita yang jelalatan 
matanya nanti “ 
“ Oo..begitu ya mbak, Anita jelas pengin suami Anita nanti yang suka 
nunduk-nunduk kalo jalan, yang matanya nggak jelalatan, persis Bang Heru, 
abang kandungku tercinta ! “ 
Anita akhirnya menyerah juga. Apalagi saat Heru,  abang kandungnya 
yang juga aktivis masjid di kampus, menghadiahi Anita selembar jilbab yang 
mungil. Anita memang masih belepotan kalau harus pakai jilbab yang lebar. 
Mata Anita masih berbinar lebar saat Heru masuk kekamarnya. 
Abangnya menyapa dengan haru . 
“ Waw.. Subhanaallah, bidadari kecilku sekarang begitu 
bersahaja…apalagi kalau celana jeansnya di ganti rok panjang yang dikasih 
Mbak Hana kemariin..” Heru menggoda adik satu-satunya itu. 
“ Ah, Bang Heru.. ada saatnya deh Nita pake Rok panjang, atau jubah 
sekalian kayak Mbak Hana. Sekarang Nita mau enjoy dulu pake jilbab dan 
celana jeans kayak gini. Sayang kan kalau jeans inidiobral begitu aja, apalagi 
yang ini kan belum lama Nita belinya.. Gak papa tohKak ? “, timpal Nita 
manja. 
“ Gak papa, tapi jangan kelamaan pake jeansnya.. bisa telat nikah nanti 
hiiii “ 
“ Telat Nikah ? yee..apa hubungannya… “ 
Mendengar kata nikah, Anita tersenyum lucu. Abangnya memang sering 
kampanye nikah dini di depan bapak-ibu mereka. Tapibagi Nita, yang baru 
setahun melepas baju seragamnya, kata nikah masih sangat asing. Namun ia 
masih inget benar pesan Mbak Hana, 
" dik Nita kalau mau nikah, nggak perlu tunggu Mbak Hana yach ? Tapi 
syaratnya, harus cari calon suami yang sholeh, rajin sholat, rajin ngaji, aktifis 
masjid diutamakan, trus bla..bla…." 
Panjang lebar Mbak Hana menasehati Anita tentang calon suami yang 
ideal. Mendadak hati Anita teringat sebuah sosok seniornya yang dikaguminya 
beberapa hari ini. 
“ Mungkin nggak ya aku yang slebor ini jadi istrinya nanti”, tanya Anita 
dalam hati, penuh semangat. Namun buru-buru Anita tersadar, ia tidak mau 
jadi pungguk yang merindukan bulan. Lagian, menurutnya, Mbak Hana jelas 
lebih serasi jika dipasangkan dengan sosok yang dikaguminya itu. 
****************** 
Sudut ruang ICU rumah sakit islam itu tampak lenggang. Hanya sesekali 
satu dua perawat lewat menyapu pandangan. Anita danHeru duduk terpekur 
di ruang khusus penjenguk. Mata bening Anita masih  sembab, sudah satu jam 
10 
ini airmatanya tak pernah berhenti terisak. Heru terlihat lebih tabah, mushaf 
AlQuran di tangannya membantu pikirannya tertata lebih jernih. 
Mereka berdua sedih dan bingung. Siang tadi, Pak Hendra, ayah 
mereka tercinta masuk rumah sakit. Penyakit jantungkoronernya kambuh, dan 
harus segera di operasi. Padahal, ayah mereka sudahlama juga menderita 
diabetes. Kata dokter, kemungkinan sembuh paska operasi bagi penderiata 
diabetes sangat kecil. 
Namun yang membuat mereka bingung bukan cuma pernyataan dokter 
tersebut. Ayah mereka tercinta, saat siuman beberapa jam yang lalu, 
mempunyai sebuah permintaan terahir yang sangat membingungkan mereka 
semua. 
" Ibu.. Bapak ngerasa penyakit bapak sudah sangat parah, mungkin 
sebentar lagi 
Bapak akan meninggalkan ibu dan anak-anak semua. Sebelum Bapak pergi, 
bapak ada satu permintaan… ", bisik Pak Hendra padaistrinya, pelan dan 
lemah. 
" Apa pak, ucapkan permintaan Bapak, saya dan anak-anak pasti akan 
memenuhinya… Apa yang bapak inginkan …", jawab bu Hendra dengan suara 
terisak. Matanya lembab berkaca-kaca. 
" Sebelum meninggal, Bapak ingin menikahkan Anita  terlebih dahulu. 
Bapak ingin melihat Anita menikah, di dampingi suaminya, siapapun dia. 
Anita anak perempuan kita satu-satunya, bapak belumtenang jika ia belum 
menikah. Bukankah ini perintah agama bagi setiap ayah, untuk menikahkan 
putrinya Bu..? ", Pak Hendra menjelaskan permintaanterakhirnya. Wajahnya 
terlihat sangat berharap. 
11 
. Anita dan Heru bingung, esok lusa ayahnya akan dioperasi. Berarti 
sebelum itu, Anita harus sudah nikah, sebagaimana permintaan terakhir 
ayahandanya tercinta. Anita sangat ingin membahagiakan ayahnya, tapi 
mungkinkah ? Ia belum punya gambaran tentang pernikahan, rumah tangga, 
bagaimana menjadi istri yang baik, atau bahkan bagaimana ketika hamil dan 
harus menjadi seorang ibu ?. 
Hiii..Anita menutup wajahnya penuh kengerian. Terbayang ejekan nakal 
kakaknya, Heru, saat ia mencoba bikin eksperimen telor dadar di dapur. 
Hasilnya sudah bisa ditebak, gosong. Telur dadar ‘afrika’ bikinan Anita harus 
dikorbankan untuk menemani sisa-sisa sampah di tempat pembuangan. 
Terbayang pula koleksi boneka barbienya yang menggunung, komik-komik 
petualangan Tintin, Asterix, Lucky Luke, sampai Sailormoon yang tersimpan 
rapi di perpustakaan mininya. Haruskah ia mengucapkan selamat tinggal pada 
semua harta karunnya itu ?.Belum lagi dengan bonekagorilla setengah meter, 
hadiah dari pamannya yang S2 di Aussie. Apakah suaminya nggak cemburu 
kalau harus seranjang bertiga dengan gorilla ? 
Satu pertanyaan yang harus di jawab lagi , dengan siapa Anita akan 
menikah ? Bu Hendra, Heru, dan Anita sendiri tentu  kalang kabut dengan 
permintaan mendesak dari Pak Hendra, orang yang paling mereka cintai. 
Bagaimana dengan mantan pacar Anita ? Wow ! jumlahnya selusin ! Untuk 
menyeleksinya pun diperlukan waktu lebih dari seminggu. Itu berarti 
terlambat, karena waktu operasi tinggal esok lusa. 
Di luar kamar perawatan, bu Hendra dan kedua anaknya masih 
membahas masalah pelik ini. Pernikahan bukan urusansembarangan. Susah 
mencari pasangan buat si kecil Anita, yang sebagianbesar malam-malamnya 
dihabiskan di kamar tidur ibunya! 
12 
“ Bagaimana jika dengan Roni, mantanmu saat baru masuk SMU dulu ? 
Surat-surat cintanya kan masih kamu simpen rapi di lemarimu kan ? Itu berarti 
kamu masih cinta ya sama dia. Lagi pula, ayahmu kannggak 
mempermasalahkan dengan siapa. Yang penting kamu nikah besok lusa ! “, bu 
Hendra mulai mengusulkan sebuah nama di masa lalu Anita. 
“ Apaa ? Roni mah ? Nggak mau. Dia tuh masih anak mama banget. 
Jangankan nikah, tidur aja masih susah sebelum dinina bobokin sama 
mamanya ..” , Anita memrotes usulan mamanya. 
“ Ya udah, kalau gitu sama Mas Bayu aja ya, putranya pak dhemu yang 
di Jogja. Dia kan baru lulus kuliah, sekarang mungkin udah kerja di 
perusahaannya pak Dhe. Orangnya simpatik lho, ramah, khas orang kratonan 
deh ! “, Bu Hendra mempromosikan putra tertua kakaknya yang di Jogja. 
“ Mas Bayu ? Ogah mah, Nita masih dendam.. waktu kecil kan Nita 
pernah diketapel sama dia. Lagian, terlalu banyak perbedaanya mah, Nita kan 
suka pop, kalau mas Bayu dari dulu kan penggemar kroncong ! Belum lagi 
kalau ada acara-acara di kraton, nggak mungkin kan putri cantikmu ini disuruh 
pakai jarit dan kebaya khas pesinden ? Norak bangetMah… pokoknya enggak 
deh ! “, Anita teguh menolak tawaran ibunya. 
Bu Hendro menyerah, giliran Heru mencoba memberi solusi. Tapi ia 
juga kehabisan ide. Teman-temannya di masjid ? Manamungkin mereka mau. 
Melihat cewek berjilbab seleher saja mereka sudah apatis, bagaimana lagi jika 
di tambah dengan celana jeans !. Merasa putus asa,  iseng-iseng Heru 
menawarkan teman sejurusannya. 
“ Nita, berminat nggak sama si Anjas, temen sekelaskakak ! “ 
13 
Bola mata Anita sempat melebar. Mungkin ia merasa tidak menginjak 
bumi lagi. 
“ Waaaw, yang bener Kak ? Nggak kuku deh ! Anjasmara sang 
Pangeran Kampus yang pemain sinetron itu kan ? Horee… mau doong ! Siapa 
tahu Nita juga bisa nebeng tenar, itung-itung investasi pengalaman buat jadi 
bintang film kaan. Eh..tapi… “ 
“ Tapi apa Nita ? “, kakaknya bertanya heran. 
“ Tapi apa mungkin kak ? Anjas kan di jaga ketat sama tiga bidadarinya 
yang cantik-cantik. Mana mungkin Nita bisa menang bersaing dengan mereka 
yang serba lebih dan wah. Ogah ah, Nita nggak mau kalah secara memalukan. 
“ 
Permasalahan belum usai, Anita masih gamang menentukan pilihan. 
Tak ada yang diminati dari nama-nama yang ditawarkan mamah dan 
abangnya. Sampai akhirnya Anita berterus terang tentang sosok yang 
dikaguminya itu. 
“ Bang Heru, boleh nggak Anita terus terang. Anita  sebenarnya suka 
sama temennya mas Heru….eeng…”, agak malu-malu Anita mengungkapkan 
perasaannya. 
“ Temen mas Heru, siapa ? yang dimana ? di kampus, di BEM, atau yang 
di masjid Kampus ? Boleh..boleh, sebutin aja Nita. Abang pasti akan melobinya 
sekuat tenaga. Ini demi papa kan ? “. Heru terus membujuk adik tersayangnya. 
“ Kalau boleh milih, eeng… Anita mau nikah sama Bang Harun, temen 
kakak yang aktifis masjid kampus itu lho, yang berjenggot tipis, yang kalau 
14 
suka nunduk, yang pekan kemarin ngisi di kajian muslimah kampus itu lho 
kak !”, panjang lebar Anita menyebutkan ciri-ciri sosok yang dikaguminya itu. 
Kini giliran Heru yang terperangah hebat. Ibunya tentu lebih merasa 
heran lagi. Siapa pula yang dikagumi putri satu-satunya itu. 
“ Maksud Nita, Harun Rasyid ? Ketua Masjid Kampus yang asal Padang 
itu ? Apa kakak nggak salah denger ? “ 
“ Bener Kak, Nita mau kok jadi istri Bang Harun. Emang kenapa Kak ? “ 
, tanya Anita polos. 
Yang ditanya diam tak bersuara. Pikiran Heru semakin pusing. Ia sangat 
kenal dekat dengan sosok yang dikagumi adiknya itu.Tapi mungkinkah ? 
Harun Rasyid, Ketua Masjid Kampus yang hafal 15 juzQuran, yang bertahun-tahun malang melintang di belantara dakwah kampus,  bersanding dengan 
Anita, adiknya yang baru seminggu memakai jilbab dan baru lancar baca juz 
amma ? 
Semoga masih ada harapan, bisik Heru dalam hati. Atas nama ukhuwah 
dan persahabatan Heru akan meminta Harun Rasyid menjadi adik iparnya. 
Meski itu tampak sulit bagi Heru.. Baru sepekan lalu ia mendengar dari 
seorang temannya, ada seorang akhwat tingkat akhir  yang nekat ‘melamar’ 
ketua masjid kampus itu, tapi oleh Harun lamaran itu ditolaknya dengan halus. 
Akhwat tingkat akhir saja di tolak, lalu bagaimana dengan Anita, adiknya yang 
slebor ? 
Pagi harinya, di temaram hangat pekarangan masjid kampus, Heru 
memberanikan diri untuk bertemu Harun Rasyid. Ia berharap sahabatnya itu 
mau membantu persoalannya. 
15 
“ Apa ? menikah dengan adik antum ? Besok pagi ? Antum nggak 
sedang bercanda kan Her ?”, Harun terperanjat dengan permintaan aneh 
sahabatnya. 
“ Please Akhi, tolong lah kami sekeluarga. Antum tahu 
permasalahannya memang begitu mendesak … Anita sendiri yang menyebut 
nama antum.Dia mau antum jadi suaminya ..”, Wajah Heru terlihat memelas. 
Harun juga mulai berkeringat. 
“ Tapi Her, skripsiku kan belum selesai, aku juga belum bilang sama 
ortuku di kampung, belum lagi ustadz Hamzah, baru kemarin ana ditanya 
sama beliau soal nikah. Dan ana menjawab belum siap, bagaimana mungkin 
sekarang ana mau minta izin soal nikah sama beliau  ? Her..nggak mungkin 
Her… “ 
Heru masih gigih, ia belum menyerah. Berbagai alasan dan bujukan ia 
tawarkan pada sahabatnya itu, agar bersedia menikahi adik kecilnya. Sampai 
akhirnya Harun terpaksa menyerah. 
“ Aku akan sholat istikhoroh malam ini…. Besok pagikeputusannya. Ini 
karena antum sahabat dekatku Her… “ 
*********************** 
Hari baru menjelang, keesokan harinya, pernikahan  yang sederhana 
dilaksanakan. Tak banyak tamu yang datang, mengingat ruangan perawatan 
cukup sempit menampung banyak orang. Syahdu memang,Anita menangis 
terisak, apalagi mengingat penyakit ayahnya yang hampir divonis dokter susah 
disembuhkan. Orang tua Harun jelas tak bisa datang,mereka hanya menelpon 
dari seberang. Beberapa teman Heru di masjid kampusdatang, menyaksikan 
perhelatan yang cukup mencengangkan bagi mereka semua. 
16 
Pekan demi pekan berlalu. Kondisi pak Hendra paska  operasi 
berangsur-angsur membaik. Kata dokter ini kasus yang sangat jarang terjadi, 
bisa dibilang sebagai anugerah Allah bagi keluarga  Pak Hendra. Tentu saja 
semua menyambut gembira. Tapi tidak dengan Heru danAnita, keluarga baru 
mereka mempunyai banyak cerita. 
“ Dik Nita, kapan ngajinya .. udah hampir maghrib  nih. Tadi janjinya 
mau ngaji sebelum maghrib khan ? “ 
“ Ntar dulu doong kaaak, Nita masih asyik nih. Acara kartun Tom and 
Jerry nya kan belum abis. Trus, habis ini kan ada siaran langsung seleksi AFI. 
Nita musti nonton kak, besok di kampus biar nggak tulalit di depan teman-teman.. “ 
“ Dik Nita, jilbab gedenya kapan di pakainya ? celana jeansnya di jual aja 
ya dee ? “ 
“ Yaaah kakaaak, kok nggak ngerti mode sih. Tahu sicantik Inneke 
Koesherawati nggak Kak ? itu kan model jilbabnya persis banget sama yang 
adek pake. Celana jeans ? sayang banget lo kak, kanbelum kekecilan… “ 
“ Dik Nita, kaset rekaman nasyid punya kakak di taruh di mana ya ? “ 
“ Loh..itu punya kakak tho, maaf ya kak..tadi buat  adek ngrekam lagu 
terbarunya Dewa dari radio. Soalnya tadi cepet-cepet banget …” 
“ Dik Nita, kok tadi salaman sama cowok di kampus.  Siapa itu ? Trus 
kemarin sore ditelpon cowok sepuluh menit, siapa lagi tuh ? Kakak cemburu 
berat nih.. “ 
“ Yee..kakak possesive banget ! Pak Kyai aja salaman sama artis, nggak 
ada yang protes. Trus yang nelpon kemarin kan si Ipunk, teman adek sejak 
17 
SMU, dia tuh kemarin curhat soal pacarnya yang nggak setia, trus dia juga mau 
tukeran komik Kungfu Boy edisi terbaru …” 
****************** 
Bulan demi bulan berlalu. Bahtera keluarga unik Harun dan Anita masih 
terus berlabuh. Ketua Masjid Kampus itu masih gigihberusaha mengubah istri 
tercintanya agar lebih dewasa. Sesekali Heru juga ikut memarahi adiknya yang 
masih bandel dan slebor itu. Hati Anita memang masih diliputi kemanjaan dan 
kebimbingan. Sampai suatu ketika di pagi hari, Anita muntah-muntah, 
perutnya terasa mulas. Ada yang baru dalam rahimnya. 
“ Kak Harun, Anita pengin kayak ummahat, malu sama  si kecil. Anita 
akan pake jilbab yang rapi. Anita akan sering tilwah, Anita mau rutin 
almatsurot, tahajud, sholat dhuha, puasa sunah….”.  Suaminya masih diam 
mendengarkan. 
“ Kak , Anita nggak mau bikin kakak gelisah lagi.Anita gak akan males 
pergi kajian lagi, Anita gak akan sering nonton tv lagi, nggak akan muter kaset-kaset Anita yang dulu, Anita nggak mau lagi kok salaman sama temen cowok 
Anita. Anita janji akan…bla..bla..bla… kakak percaya kan ? “ 
Harun tidak menjawab. Tiba-tiba ia berlalu pergi dari hadapan Anita. Ia 
menghilang cepat. Badannya bersimpuh, kepalanya tersungkur di sudut mushola.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 18 Mei 2012

so sweet :)

Diposting oleh Mega Octaviani di 05.42


“ Wow ! Aku masih cantik ! Hari ini kau lahir kembali Anita ! Selamat tinggal 
si imut rambut kepang dua. Selamat tinggal bando tweety kesayangan, bye..byee.. ”. 
Anita, mahasiswi yang baru setahun kuliah itu tersenyum bangga. Ia 
mendapati bayangannya dalam cermin begitu memukau. Jilbab biru mungil itu 
melingkari lehernya dengan tepat. Dipadu dengan blus biru muda panjang dan 
celana jeans yang senada dengan warna jilbabnya ! Ia bukan lagi gadis korban 
mode ala amrik. Meski tumpukan majalah Gadis, Aneka, plus koleksi album 
penyanyi favotitnya semacam Mariah Carey dan Bryan  Adam, masih rapi 
memenuhi rak bukunya. 
Beberapa saat berlalu, Anita masih tersenyum-senyum di depan cermin. 
Siang ini ia akan lolos dari kejarah Ipunk . Dia pasti terkecoh dengan 
penampilan baru Anita. Biasanya, temen satu jurusannya itu paling rajin 
menarik-narik kepang rambut Anita. Alasan Ipunk simpel, dia inget kegagahan 
Zorro saat menarik tali kudanya ! 
Anita juga membayangkan bagaimana reaksi Mbak Hana  saat ketemu 
dengannya nanti. Mbak Hana pasti akan tersenyum puas, pikir Anita. Dia yang 
selama ini rajin memprovokasi Anita untuk memakai jilbab. 
“ Tapi Mbak, Rambut indah Anita nanti gimana ? sayangkan kalo 
ditutup begitu aja. Udah susah-susah kita ngerawatnya …? “, kilah Anita suat 
ketika. Saat Mbak Hana memberi nasehat untuk menutupi rambutnya. 
“ Lha justru itu yang harus ditutup dek.. rambut kan termasuk aurat 
wanita “ 
“ Aurat apaan sih kak ? kenapa harus di jaga ? “ 
“ Aurat tuh yang paling suka bikin mata para cowokpada mlotot ! dari 
ujung rambut sampai ujung kaki. Kecuali telapak tangan dan wajah !. Aurat itu 
milik kita yang berharga, masak kita obral begitu aja di jalanan.“ 
“ Oooo….kalo aurat , kita umpetin buat siapa Mbak ? “ 
“ Jelas buat suami Anita nanti ! Ngerti kan adikkusayang ? Anita 
kebayang gak kalau suami Anita nanti, misalnya, diasuka melototin aurat 
wanita ?? Nah, kita pasti gak seneng kan. Makanya sebagai wanita kita juga 
musti tutup aurat, supaya nggak banyak calon-calon  suami kita yang jelalatan 
matanya nanti “ 
“ Oo..begitu ya mbak, Anita jelas pengin suami Anita nanti yang suka 
nunduk-nunduk kalo jalan, yang matanya nggak jelalatan, persis Bang Heru, 
abang kandungku tercinta ! “ 
Anita akhirnya menyerah juga. Apalagi saat Heru,  abang kandungnya 
yang juga aktivis masjid di kampus, menghadiahi Anita selembar jilbab yang 
mungil. Anita memang masih belepotan kalau harus pakai jilbab yang lebar. 
Mata Anita masih berbinar lebar saat Heru masuk kekamarnya. 
Abangnya menyapa dengan haru . 
“ Waw.. Subhanaallah, bidadari kecilku sekarang begitu 
bersahaja…apalagi kalau celana jeansnya di ganti rok panjang yang dikasih 
Mbak Hana kemariin..” Heru menggoda adik satu-satunya itu. 
“ Ah, Bang Heru.. ada saatnya deh Nita pake Rok panjang, atau jubah 
sekalian kayak Mbak Hana. Sekarang Nita mau enjoy dulu pake jilbab dan 
celana jeans kayak gini. Sayang kan kalau jeans inidiobral begitu aja, apalagi 
yang ini kan belum lama Nita belinya.. Gak papa tohKak ? “, timpal Nita 
manja. 
“ Gak papa, tapi jangan kelamaan pake jeansnya.. bisa telat nikah nanti 
hiiii “ 
“ Telat Nikah ? yee..apa hubungannya… “ 
Mendengar kata nikah, Anita tersenyum lucu. Abangnya memang sering 
kampanye nikah dini di depan bapak-ibu mereka. Tapibagi Nita, yang baru 
setahun melepas baju seragamnya, kata nikah masih sangat asing. Namun ia 
masih inget benar pesan Mbak Hana, 
" dik Nita kalau mau nikah, nggak perlu tunggu Mbak Hana yach ? Tapi 
syaratnya, harus cari calon suami yang sholeh, rajin sholat, rajin ngaji, aktifis 
masjid diutamakan, trus bla..bla…." 
Panjang lebar Mbak Hana menasehati Anita tentang calon suami yang 
ideal. Mendadak hati Anita teringat sebuah sosok seniornya yang dikaguminya 
beberapa hari ini. 
“ Mungkin nggak ya aku yang slebor ini jadi istrinya nanti”, tanya Anita 
dalam hati, penuh semangat. Namun buru-buru Anita tersadar, ia tidak mau 
jadi pungguk yang merindukan bulan. Lagian, menurutnya, Mbak Hana jelas 
lebih serasi jika dipasangkan dengan sosok yang dikaguminya itu. 
****************** 
Sudut ruang ICU rumah sakit islam itu tampak lenggang. Hanya sesekali 
satu dua perawat lewat menyapu pandangan. Anita danHeru duduk terpekur 
di ruang khusus penjenguk. Mata bening Anita masih  sembab, sudah satu jam 
10 
ini airmatanya tak pernah berhenti terisak. Heru terlihat lebih tabah, mushaf 
AlQuran di tangannya membantu pikirannya tertata lebih jernih. 
Mereka berdua sedih dan bingung. Siang tadi, Pak Hendra, ayah 
mereka tercinta masuk rumah sakit. Penyakit jantungkoronernya kambuh, dan 
harus segera di operasi. Padahal, ayah mereka sudahlama juga menderita 
diabetes. Kata dokter, kemungkinan sembuh paska operasi bagi penderiata 
diabetes sangat kecil. 
Namun yang membuat mereka bingung bukan cuma pernyataan dokter 
tersebut. Ayah mereka tercinta, saat siuman beberapa jam yang lalu, 
mempunyai sebuah permintaan terahir yang sangat membingungkan mereka 
semua. 
" Ibu.. Bapak ngerasa penyakit bapak sudah sangat parah, mungkin 
sebentar lagi 
Bapak akan meninggalkan ibu dan anak-anak semua. Sebelum Bapak pergi, 
bapak ada satu permintaan… ", bisik Pak Hendra padaistrinya, pelan dan 
lemah. 
" Apa pak, ucapkan permintaan Bapak, saya dan anak-anak pasti akan 
memenuhinya… Apa yang bapak inginkan …", jawab bu Hendra dengan suara 
terisak. Matanya lembab berkaca-kaca. 
" Sebelum meninggal, Bapak ingin menikahkan Anita  terlebih dahulu. 
Bapak ingin melihat Anita menikah, di dampingi suaminya, siapapun dia. 
Anita anak perempuan kita satu-satunya, bapak belumtenang jika ia belum 
menikah. Bukankah ini perintah agama bagi setiap ayah, untuk menikahkan 
putrinya Bu..? ", Pak Hendra menjelaskan permintaanterakhirnya. Wajahnya 
terlihat sangat berharap. 
11 
. Anita dan Heru bingung, esok lusa ayahnya akan dioperasi. Berarti 
sebelum itu, Anita harus sudah nikah, sebagaimana permintaan terakhir 
ayahandanya tercinta. Anita sangat ingin membahagiakan ayahnya, tapi 
mungkinkah ? Ia belum punya gambaran tentang pernikahan, rumah tangga, 
bagaimana menjadi istri yang baik, atau bahkan bagaimana ketika hamil dan 
harus menjadi seorang ibu ?. 
Hiii..Anita menutup wajahnya penuh kengerian. Terbayang ejekan nakal 
kakaknya, Heru, saat ia mencoba bikin eksperimen telor dadar di dapur. 
Hasilnya sudah bisa ditebak, gosong. Telur dadar ‘afrika’ bikinan Anita harus 
dikorbankan untuk menemani sisa-sisa sampah di tempat pembuangan. 
Terbayang pula koleksi boneka barbienya yang menggunung, komik-komik 
petualangan Tintin, Asterix, Lucky Luke, sampai Sailormoon yang tersimpan 
rapi di perpustakaan mininya. Haruskah ia mengucapkan selamat tinggal pada 
semua harta karunnya itu ?.Belum lagi dengan bonekagorilla setengah meter, 
hadiah dari pamannya yang S2 di Aussie. Apakah suaminya nggak cemburu 
kalau harus seranjang bertiga dengan gorilla ? 
Satu pertanyaan yang harus di jawab lagi , dengan siapa Anita akan 
menikah ? Bu Hendra, Heru, dan Anita sendiri tentu  kalang kabut dengan 
permintaan mendesak dari Pak Hendra, orang yang paling mereka cintai. 
Bagaimana dengan mantan pacar Anita ? Wow ! jumlahnya selusin ! Untuk 
menyeleksinya pun diperlukan waktu lebih dari seminggu. Itu berarti 
terlambat, karena waktu operasi tinggal esok lusa. 
Di luar kamar perawatan, bu Hendra dan kedua anaknya masih 
membahas masalah pelik ini. Pernikahan bukan urusansembarangan. Susah 
mencari pasangan buat si kecil Anita, yang sebagianbesar malam-malamnya 
dihabiskan di kamar tidur ibunya! 
12 
“ Bagaimana jika dengan Roni, mantanmu saat baru masuk SMU dulu ? 
Surat-surat cintanya kan masih kamu simpen rapi di lemarimu kan ? Itu berarti 
kamu masih cinta ya sama dia. Lagi pula, ayahmu kannggak 
mempermasalahkan dengan siapa. Yang penting kamu nikah besok lusa ! “, bu 
Hendra mulai mengusulkan sebuah nama di masa lalu Anita. 
“ Apaa ? Roni mah ? Nggak mau. Dia tuh masih anak mama banget. 
Jangankan nikah, tidur aja masih susah sebelum dinina bobokin sama 
mamanya ..” , Anita memrotes usulan mamanya. 
“ Ya udah, kalau gitu sama Mas Bayu aja ya, putranya pak dhemu yang 
di Jogja. Dia kan baru lulus kuliah, sekarang mungkin udah kerja di 
perusahaannya pak Dhe. Orangnya simpatik lho, ramah, khas orang kratonan 
deh ! “, Bu Hendra mempromosikan putra tertua kakaknya yang di Jogja. 
“ Mas Bayu ? Ogah mah, Nita masih dendam.. waktu kecil kan Nita 
pernah diketapel sama dia. Lagian, terlalu banyak perbedaanya mah, Nita kan 
suka pop, kalau mas Bayu dari dulu kan penggemar kroncong ! Belum lagi 
kalau ada acara-acara di kraton, nggak mungkin kan putri cantikmu ini disuruh 
pakai jarit dan kebaya khas pesinden ? Norak bangetMah… pokoknya enggak 
deh ! “, Anita teguh menolak tawaran ibunya. 
Bu Hendro menyerah, giliran Heru mencoba memberi solusi. Tapi ia 
juga kehabisan ide. Teman-temannya di masjid ? Manamungkin mereka mau. 
Melihat cewek berjilbab seleher saja mereka sudah apatis, bagaimana lagi jika 
di tambah dengan celana jeans !. Merasa putus asa,  iseng-iseng Heru 
menawarkan teman sejurusannya. 
“ Nita, berminat nggak sama si Anjas, temen sekelaskakak ! “ 
13 
Bola mata Anita sempat melebar. Mungkin ia merasa tidak menginjak 
bumi lagi. 
“ Waaaw, yang bener Kak ? Nggak kuku deh ! Anjasmara sang 
Pangeran Kampus yang pemain sinetron itu kan ? Horee… mau doong ! Siapa 
tahu Nita juga bisa nebeng tenar, itung-itung investasi pengalaman buat jadi 
bintang film kaan. Eh..tapi… “ 
“ Tapi apa Nita ? “, kakaknya bertanya heran. 
“ Tapi apa mungkin kak ? Anjas kan di jaga ketat sama tiga bidadarinya 
yang cantik-cantik. Mana mungkin Nita bisa menang bersaing dengan mereka 
yang serba lebih dan wah. Ogah ah, Nita nggak mau kalah secara memalukan. 
“ 
Permasalahan belum usai, Anita masih gamang menentukan pilihan. 
Tak ada yang diminati dari nama-nama yang ditawarkan mamah dan 
abangnya. Sampai akhirnya Anita berterus terang tentang sosok yang 
dikaguminya itu. 
“ Bang Heru, boleh nggak Anita terus terang. Anita  sebenarnya suka 
sama temennya mas Heru….eeng…”, agak malu-malu Anita mengungkapkan 
perasaannya. 
“ Temen mas Heru, siapa ? yang dimana ? di kampus, di BEM, atau yang 
di masjid Kampus ? Boleh..boleh, sebutin aja Nita. Abang pasti akan melobinya 
sekuat tenaga. Ini demi papa kan ? “. Heru terus membujuk adik tersayangnya. 
“ Kalau boleh milih, eeng… Anita mau nikah sama Bang Harun, temen 
kakak yang aktifis masjid kampus itu lho, yang berjenggot tipis, yang kalau 
14 
suka nunduk, yang pekan kemarin ngisi di kajian muslimah kampus itu lho 
kak !”, panjang lebar Anita menyebutkan ciri-ciri sosok yang dikaguminya itu. 
Kini giliran Heru yang terperangah hebat. Ibunya tentu lebih merasa 
heran lagi. Siapa pula yang dikagumi putri satu-satunya itu. 
“ Maksud Nita, Harun Rasyid ? Ketua Masjid Kampus yang asal Padang 
itu ? Apa kakak nggak salah denger ? “ 
“ Bener Kak, Nita mau kok jadi istri Bang Harun. Emang kenapa Kak ? “ 
, tanya Anita polos. 
Yang ditanya diam tak bersuara. Pikiran Heru semakin pusing. Ia sangat 
kenal dekat dengan sosok yang dikagumi adiknya itu.Tapi mungkinkah ? 
Harun Rasyid, Ketua Masjid Kampus yang hafal 15 juzQuran, yang bertahun-tahun malang melintang di belantara dakwah kampus,  bersanding dengan 
Anita, adiknya yang baru seminggu memakai jilbab dan baru lancar baca juz 
amma ? 
Semoga masih ada harapan, bisik Heru dalam hati. Atas nama ukhuwah 
dan persahabatan Heru akan meminta Harun Rasyid menjadi adik iparnya. 
Meski itu tampak sulit bagi Heru.. Baru sepekan lalu ia mendengar dari 
seorang temannya, ada seorang akhwat tingkat akhir  yang nekat ‘melamar’ 
ketua masjid kampus itu, tapi oleh Harun lamaran itu ditolaknya dengan halus. 
Akhwat tingkat akhir saja di tolak, lalu bagaimana dengan Anita, adiknya yang 
slebor ? 
Pagi harinya, di temaram hangat pekarangan masjid kampus, Heru 
memberanikan diri untuk bertemu Harun Rasyid. Ia berharap sahabatnya itu 
mau membantu persoalannya. 
15 
“ Apa ? menikah dengan adik antum ? Besok pagi ? Antum nggak 
sedang bercanda kan Her ?”, Harun terperanjat dengan permintaan aneh 
sahabatnya. 
“ Please Akhi, tolong lah kami sekeluarga. Antum tahu 
permasalahannya memang begitu mendesak … Anita sendiri yang menyebut 
nama antum.Dia mau antum jadi suaminya ..”, Wajah Heru terlihat memelas. 
Harun juga mulai berkeringat. 
“ Tapi Her, skripsiku kan belum selesai, aku juga belum bilang sama 
ortuku di kampung, belum lagi ustadz Hamzah, baru kemarin ana ditanya 
sama beliau soal nikah. Dan ana menjawab belum siap, bagaimana mungkin 
sekarang ana mau minta izin soal nikah sama beliau  ? Her..nggak mungkin 
Her… “ 
Heru masih gigih, ia belum menyerah. Berbagai alasan dan bujukan ia 
tawarkan pada sahabatnya itu, agar bersedia menikahi adik kecilnya. Sampai 
akhirnya Harun terpaksa menyerah. 
“ Aku akan sholat istikhoroh malam ini…. Besok pagikeputusannya. Ini 
karena antum sahabat dekatku Her… “ 
*********************** 
Hari baru menjelang, keesokan harinya, pernikahan  yang sederhana 
dilaksanakan. Tak banyak tamu yang datang, mengingat ruangan perawatan 
cukup sempit menampung banyak orang. Syahdu memang,Anita menangis 
terisak, apalagi mengingat penyakit ayahnya yang hampir divonis dokter susah 
disembuhkan. Orang tua Harun jelas tak bisa datang,mereka hanya menelpon 
dari seberang. Beberapa teman Heru di masjid kampusdatang, menyaksikan 
perhelatan yang cukup mencengangkan bagi mereka semua. 
16 
Pekan demi pekan berlalu. Kondisi pak Hendra paska  operasi 
berangsur-angsur membaik. Kata dokter ini kasus yang sangat jarang terjadi, 
bisa dibilang sebagai anugerah Allah bagi keluarga  Pak Hendra. Tentu saja 
semua menyambut gembira. Tapi tidak dengan Heru danAnita, keluarga baru 
mereka mempunyai banyak cerita. 
“ Dik Nita, kapan ngajinya .. udah hampir maghrib  nih. Tadi janjinya 
mau ngaji sebelum maghrib khan ? “ 
“ Ntar dulu doong kaaak, Nita masih asyik nih. Acara kartun Tom and 
Jerry nya kan belum abis. Trus, habis ini kan ada siaran langsung seleksi AFI. 
Nita musti nonton kak, besok di kampus biar nggak tulalit di depan teman-teman.. “ 
“ Dik Nita, jilbab gedenya kapan di pakainya ? celana jeansnya di jual aja 
ya dee ? “ 
“ Yaaah kakaaak, kok nggak ngerti mode sih. Tahu sicantik Inneke 
Koesherawati nggak Kak ? itu kan model jilbabnya persis banget sama yang 
adek pake. Celana jeans ? sayang banget lo kak, kanbelum kekecilan… “ 
“ Dik Nita, kaset rekaman nasyid punya kakak di taruh di mana ya ? “ 
“ Loh..itu punya kakak tho, maaf ya kak..tadi buat  adek ngrekam lagu 
terbarunya Dewa dari radio. Soalnya tadi cepet-cepet banget …” 
“ Dik Nita, kok tadi salaman sama cowok di kampus.  Siapa itu ? Trus 
kemarin sore ditelpon cowok sepuluh menit, siapa lagi tuh ? Kakak cemburu 
berat nih.. “ 
“ Yee..kakak possesive banget ! Pak Kyai aja salaman sama artis, nggak 
ada yang protes. Trus yang nelpon kemarin kan si Ipunk, teman adek sejak 
17 
SMU, dia tuh kemarin curhat soal pacarnya yang nggak setia, trus dia juga mau 
tukeran komik Kungfu Boy edisi terbaru …” 
****************** 
Bulan demi bulan berlalu. Bahtera keluarga unik Harun dan Anita masih 
terus berlabuh. Ketua Masjid Kampus itu masih gigihberusaha mengubah istri 
tercintanya agar lebih dewasa. Sesekali Heru juga ikut memarahi adiknya yang 
masih bandel dan slebor itu. Hati Anita memang masih diliputi kemanjaan dan 
kebimbingan. Sampai suatu ketika di pagi hari, Anita muntah-muntah, 
perutnya terasa mulas. Ada yang baru dalam rahimnya. 
“ Kak Harun, Anita pengin kayak ummahat, malu sama  si kecil. Anita 
akan pake jilbab yang rapi. Anita akan sering tilwah, Anita mau rutin 
almatsurot, tahajud, sholat dhuha, puasa sunah….”.  Suaminya masih diam 
mendengarkan. 
“ Kak , Anita nggak mau bikin kakak gelisah lagi.Anita gak akan males 
pergi kajian lagi, Anita gak akan sering nonton tv lagi, nggak akan muter kaset-kaset Anita yang dulu, Anita nggak mau lagi kok salaman sama temen cowok 
Anita. Anita janji akan…bla..bla..bla… kakak percaya kan ? “ 
Harun tidak menjawab. Tiba-tiba ia berlalu pergi dari hadapan Anita. Ia 
menghilang cepat. Badannya bersimpuh, kepalanya tersungkur di sudut mushola.

0 komentar on "so sweet :)"

Posting Komentar