PENGARUH BERITA KRIMINAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA




Media masa mempunyai sumbangsih yang besar dalam pengembangan pola pikir remaja di Indonesia. Informasi yang dikemas melalui berita yang dapat memberi suatu efek sosial yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Informasi atau tayangan yang berkualitas tentunya akan membentuk karakter remaja yang berkualitas, begitupun sebalikna.
Realitanya, masih banyak tayangan yang mengandung unsur kekerasan yang dikemas dalam bentuk berita criminal. Hampir keseluruhan berita criminal di media televise memuat unsur kekerasan. Begitupun di media cetak Lampu Merah atau Pos Metro memuat berita-berita criminal mengenai perkosaan yang digambarkan secara detail bahkan kadang tampak berusaha membangkitkan fantasi seksual pembacanya.
Media massa di Indonesia saat ini, menganut sistem kebebasan pers. Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berpendapat. Meskipun demikian sejatinya apa yang di siarkan media massa tidak hanya mengelola berita karena fungsinya tidak hanya menyiarkan informasi tetapi juga menjadi sarana pendidikan massa (Mass education), sehingga apa yang di informasikan dapat menambah pengetahuan khalayak. Selain itu, menyiarkan berita atau hal-hal yang bersifat hiburan merupakan fungsi dari media massa. Fungsi terakhir dari media massa adalah mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Keempat fungsi ini sejatinya menjadikan media massa sebagai sarana yang mempunyai sumbangsih besar terhadap perkembangan remaja saat ini. Mengingat usia remaja merupakan usia yang rentan terkena efek dari media massa karena remaja merupakan masa labil seseorang. Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil.
Hal tersebut sejalan dengan teori jarum hipodermik (Hypodemic Needle Theory) bahwa setiap informasi yang dilakukan secara berulang-ulang membuat khalayak menjadi biasa dengan hal tersebut. Remaja saat ini telah menganggap segala bentuk kejahatan atau kekerasan menjadi sesuatu yang lazim karena media massa secara terus menerus menayangkan perilaku tersebut.
Saaat ini, setiap station televise memiliki minimal satu acara liputan criminal yang ditayangkan setiap hari. Tak hanya itu berbagai media cetak seperti lampu merah pun masih bebas cetak bahkan diminati berbagai kalangan dan usia. Padahal hal tersebut memang tidak sejalan dengan fungsi media massa yang menjadi sarana edukasi. Bahkan, media massa tersebut seperti ingin mempengaruhi pembacanya untuk melakukan perilaku tersebut.
Ironisnya, tidak ada pihak yang benar-benar tegas dalam menindak lanjuti kesimpangan media massa saat ini. Padahal sudah jelas hal tersebut tidak sejalan dengan fungsi yang semestinya bahkan banyak menyalahi aturan.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 20 Juni 2014

PENGARUH BERITA KRIMINAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA

Diposting oleh Mega Octaviani di 00.00



Media masa mempunyai sumbangsih yang besar dalam pengembangan pola pikir remaja di Indonesia. Informasi yang dikemas melalui berita yang dapat memberi suatu efek sosial yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Informasi atau tayangan yang berkualitas tentunya akan membentuk karakter remaja yang berkualitas, begitupun sebalikna.
Realitanya, masih banyak tayangan yang mengandung unsur kekerasan yang dikemas dalam bentuk berita criminal. Hampir keseluruhan berita criminal di media televise memuat unsur kekerasan. Begitupun di media cetak Lampu Merah atau Pos Metro memuat berita-berita criminal mengenai perkosaan yang digambarkan secara detail bahkan kadang tampak berusaha membangkitkan fantasi seksual pembacanya.
Media massa di Indonesia saat ini, menganut sistem kebebasan pers. Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berpendapat. Meskipun demikian sejatinya apa yang di siarkan media massa tidak hanya mengelola berita karena fungsinya tidak hanya menyiarkan informasi tetapi juga menjadi sarana pendidikan massa (Mass education), sehingga apa yang di informasikan dapat menambah pengetahuan khalayak. Selain itu, menyiarkan berita atau hal-hal yang bersifat hiburan merupakan fungsi dari media massa. Fungsi terakhir dari media massa adalah mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Keempat fungsi ini sejatinya menjadikan media massa sebagai sarana yang mempunyai sumbangsih besar terhadap perkembangan remaja saat ini. Mengingat usia remaja merupakan usia yang rentan terkena efek dari media massa karena remaja merupakan masa labil seseorang. Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil.
Hal tersebut sejalan dengan teori jarum hipodermik (Hypodemic Needle Theory) bahwa setiap informasi yang dilakukan secara berulang-ulang membuat khalayak menjadi biasa dengan hal tersebut. Remaja saat ini telah menganggap segala bentuk kejahatan atau kekerasan menjadi sesuatu yang lazim karena media massa secara terus menerus menayangkan perilaku tersebut.
Saaat ini, setiap station televise memiliki minimal satu acara liputan criminal yang ditayangkan setiap hari. Tak hanya itu berbagai media cetak seperti lampu merah pun masih bebas cetak bahkan diminati berbagai kalangan dan usia. Padahal hal tersebut memang tidak sejalan dengan fungsi media massa yang menjadi sarana edukasi. Bahkan, media massa tersebut seperti ingin mempengaruhi pembacanya untuk melakukan perilaku tersebut.
Ironisnya, tidak ada pihak yang benar-benar tegas dalam menindak lanjuti kesimpangan media massa saat ini. Padahal sudah jelas hal tersebut tidak sejalan dengan fungsi yang semestinya bahkan banyak menyalahi aturan.

0 komentar on "PENGARUH BERITA KRIMINAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA "

Posting Komentar