Lulus
Ujian Nasional di tingkat Tsanawiyah dengan hasil 32,25 membuat saya ingin
masuk SMA/SMK favorit. Saat itu saya ingin masuk SMK Farmasi As-syfa yang
berada di Ciparay. Lagi-lagi orang tua saya tidak mengizinkan saya masuk
SMA/SMK karena khawatir akan pergaulan zaman sekarang. Oleh karena itu orang
tua saya menyarankan untuk masuk Madrasah Aliyah, saat itu saya memilih Madrash
Aliyah Persis Ciganitri, yang berada di Bojongsoang.
Di
karenakan di madrasah yang saya pilih itu tersedia Pondok Pesantren maka saya
bersedia untuk tinggal di pesantren. Ini merupakan kali pertama untuk saya
menjadi santri di sebuah pondok pesantren. Saat minggu pertama di asrama
sungguh sangat menyedihkan. Setiap saat teringat orangtua, tetapi alhamdulilah
saya satu kamar dengan kakak kelas yang begitu baik, namanya yuli dan saya
sering memanggilnya dengan sebutan teh
uli. Teh Uli sangat anggun, baik dan lemah lembut. Ketika saya mengalami
kesedihan teh uli yang senantiasa menghibur. Di sana saya harus beradaptasi
karena kehidupan saya di rumah sangat berbeda dengan kehidupan saya di asrama.
Seperti halnya di pesantren lainya. Setiap hari diwajibkan bangun sebelum subuh
untuk menjalankan shalat tahajud dan sebagainya. Selain itu tidak di
perkenankan untuk membawa handphone oleh karena itu perasaan tidak nyaman
sering sekali terasa. Memang hidup di asrama itu adalah sebuah perjuangan untuk
kemandirian. Tetapi berbeda dengan diri saya, saya tidak merasa banyak gangguan
ketika ada di asrama, belajar pun tidak konsentrasi karena banyaknya santri dan masalah-masalah yang lainya.
Sebaliknya saya merasa nyaman ketika saya berada di rumah. Oleh karena itu saya
hanya mampu satu tahun hidup di pondok pesantren.
Di
Aliyah saya mendapat teman dari berbagai kota, ada yang dari Cianjur, Garut,
Cililin, Padalarang, dan sebagainya. Selain itu di sini saya mendapat teman
yang sangat unik, terlalu sering saya kesakitan perut karena ulah teman-teman
saya yang super lucu.
Prestasi
akademik di Aliyah mengalami proses naik turun. Progam kejuruan dari sekolah
adalah keagamaan, sebelumnya sekolah yang saya tempati ini pernah menggunakan
pogram ilmu pengetahuan social. Tapi di karenakan pertimbangan berbagai hal
maka program keagamaan menjadi pilihan.
Saya
sempat berpikiran untuk pindah karena keinginan dulu cita-cita saya ingin
menjadi seorang guru matematika, sedangkan untuk masuk Prodi Pendidikan
Matematika harus dari program Ilmu Pendidikan Alam untuk itu saya mengikuti bimbingan
belajar program Ilmu Pendidikan Alam.
Di
sini Saya mengalami berbagai pengalaman yang sangat berharga, diantaranya PKKJ
dan Risalah Qoshiroh. Dua kata tersebut memang terdengar asing di telinga.
Namun keduanya merupakan beberapa syarat dari kelulusan sekolah. PKKJ (Praktik
Kependidikan Khidmah Jam’iyyah) seperti KKN lagi dan Risalah Qoshiroh (Karya
tulis).
Masih
banyak lagi pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan selama saya menjadi siswa
di sekolah ini. Mudah-mudahan ini menjadi bekal untuk meraih masa depan saya.
0 komentar:
Posting Komentar